Judul Asli Artikel: The Development of Tourism-Aware Curriculum Based on the Cultural Values in Madura
✍️ Penulis:
- Suryo Tri Saksono – Universitas Trunojoyo Madura 📧 suryo.saksono@trunojoyo.ac.id
- Mujtahidin – Universitas Trunojoyo Madura 📧 mujtahidin@trunojoyo.ac.id
- Sulaiman – Universitas Trunojoyo Madura
- Chairul Anam – Universitas Trunojoyo Madura
🗞️ Dipublikasikan dalam: e-Pedagogium, Volume 4, 2018 – Palacký University, Czech Republic
🔗 Akses artikel lengkap: Klik di sini
💬 Insight Reflektif
“Transformasi pembelajaran tidak hanya soal digitalisasi ruang belajar, tapi juga revitalisasi nilai-nilai budaya lokal melalui peran aktif guru dan sekolah sebagai agen perubahan sosial.”
Artikel ini menyoroti peran strategis guru dan sekolah dasar dalam melakukan transformasi pembelajaran di era digital melalui pendekatan kurikulum sadar pariwisata berbasis budaya Madura. Transformasi ini bukan hanya merespons tuntutan teknologi, tetapi juga memperkuat akar nilai-nilai lokal dalam sistem pendidikan formal. Di tengah globalisasi dan disrupsi digital, sekolah dasar perlu menjadi pintu masuk pembangunan karakter dan kesadaran sosial berbasis budaya yang kontekstual.
Guru memiliki posisi krusial sebagai fasilitator, desainer kurikulum, dan agen perubahan. Dalam pengembangan kurikulum sadar pariwisata, guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga membangun kesadaran siswa terhadap potensi budaya dan ekonomi lokal, seperti religiusitas, keramahan, kebersihan, dan semangat gotong royong. Sekolah, pada saat yang sama, berperan sebagai lembaga pembentuk ekosistem sosial—menjadi penggerak nilai melalui muatan lokal, kegiatan ekstrakurikuler, dan kolaborasi dengan masyarakat.
Kurikulum sadar pariwisata ini tidak perlu berdiri sebagai mata pelajaran baru, namun dapat diintegrasikan dalam PPKn, IPS, Bahasa Indonesia, Agama, SBdP, dan pengembangan diri. Aktivitas seperti pembuatan konten digital tentang budaya lokal, kunjungan edukatif ke situs pariwisata, hingga proyek kewirausahaan siswa berbasis produk budaya menjadi strategi pembelajaran kontekstual dan bermakna.
Dalam konteks transformasi digital, pengembangan kurikulum berbasis budaya ini sekaligus menjadi strategi revitalisasi identitas kultural generasi muda Madura agar tidak tercerabut dari akarnya. Sekolah menjadi laboratorium nilai; guru menjadi katalis perubahan sosial; dan kurikulum menjadi instrumen pemberdayaan masyarakat.
Temuan penelitian ini memberikan rekomendasi praktis antara lain: (1) Untuk Guru SD: libatkan siswa dalam proyek pembelajaran berbasis budaya dan pariwisata lokal dengan pendekatan blended learning, (2) untuk Kepala Sekolah: kembangkan peta potensi budaya lokal di lingkungan sekolah sebagai bahan ajar dan kegiatan tematik, (3) Untuk Pengambil Kebijakan: dorong kebijakan muatan lokal kontekstual berbasis pariwisata daerah melalui pelatihan guru dan penguatan kemitraan sekolah-masyarakat.
📌 Format Sitasi APA
Saksono, S. T., Sulaiman, Anam, C., & Mujtahidin (2018). The development of tourism-aware curriculum based on the cultural values in Madura. e-Pedagogium, 4, 1–16. http://e-pedagogium.upol.cz/doi/10.5507/epd.2018.046.html
📤 Bagikan Insight Ini:
- 🔗 Bagikan ke WhatsApp
- 🔵 Share ke Facebook
✍️ Ingin mengirim insight reflektif akademik Anda? Kirim ke direct.musa@gmail.com
Salam Generasi Digital yang Literat dan Bijak
🌐 directcitizen.id: Mendidik warga digital yang reflektif, bernilai, dan bijak
🕊️ Musa Foundation
Tinggalkan Balasan