Judul Asli Artikel: The Influence of Blended Learning Models and Internet Self-Efficacy on Digital Citizenship Attitudes of Elementary School Students in Indonesia
✍️ Penulis:
- Mujtahidin – Universitas Trunojoyo Madura 📧 mujtahidin@trunojoyo.ac.id
- Wahjoedi – Universitas Negeri Malang 📧 wahjoedi.fe@um.ac.id
- Suko Wiyono – Universitas Negeri Malang 📧 sukowiyono.fis@um.ac.id
- Rosyid Al Atok – Universitas Negeri Malang 📧 a.rosyid.fis@um.ac.id
- Milena Mileva Blažić – University of Ljubljana, Slovenia 📧 milena.blazic1@pef.uni-lj.si
🗞️ Dipublikasikan dalam: Psychological Science and Education, Volume 30 No. 3, Tahun 2025, Halaman 47–58
📌 Jurnal internasional bereputasi, terindeks Scopus Q3, diterbitkan oleh Psychological Institute of the Russian Academy of Education
🔗 DOI: 10.17759/pse.2025300304
🔗 Akses artikel lengkap: Klik di sini
💬 Insight Reflektif
“Blended learning adalah ruang inovatif yang menyatukan nilai-nilai Pancasila dengan teknologi digital untuk membentuk warga negara muda yang aktif, partisipatif, dan bijak.”
Transformasi pembelajaran di era digital tidak cukup hanya berpindah dari kelas fisik ke ruang digital. Yang lebih mendesak adalah bagaimana transformasi tersebut memuat nilai, relevansi, dan orientasi pada pembentukan sikap kewarganegaraan digital siswa sekolah dasar. Artikel ini menunjukkan bahwa blended learning—yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring—dapat secara signifikan meningkatkan sikap tersebut, terutama ketika dikombinasikan dengan kepercayaan diri dalam menggunakan internet (internet self-efficacy).
Temuan dari penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scopus Q3 asal Rusia ini menguatkan bahwa blended learning bukan hanya model pedagogi alternatif, melainkan strategi utama pembelajaran Pancasila di era digital. Melalui aktivitas kolaborasi digital, siswa mempraktikkan nilai-nilai gotong royong, tanggung jawab, dan toleransi—bukan sekadar menghafal teori kewargaan.
Artikel ini juga memperluas cakrawala teoritis dari teori konstruktivisme sosial Vygotsky dan pembelajaran sosial Bandura. Jika sebelumnya interaksi dipahami dalam ruang fisik, kini kolaborasi digital terbukti efektif membentuk karakter dan sikap kewarganegaraan. Guru memiliki peran penting dalam mendesain aktivitas blended yang menyatukan nilai dan teknologi.
Secara kebijakan, hasil studi ini menjadi pengingat bahwa regulasi pendidikan Indonesia yang terlalu menekankan pada pembelajaran tatap muka perlu direvitalisasi. Negara lain seperti India, Oman, dan Vietnam telah mengintegrasikan blended learning sebagai strategi nasional. Dengan pendekatan blended yang dirancang dengan nilai dan fleksibilitas, Pendidikan Pancasila bisa menjadi ruang pembelajaran reflektif yang membentuk warga digital muda yang sadar etika, berwawasan sosial, dan bertanggung jawab.
📌 Format Sitasi APA
Mujtahidin, M., Wahjoedi, W., Wiyono, S., Atok, R. A., & Blažić, M. M. (2025). The influence of blended learning models and internet self-efficacy on digital citizenship attitudes of elementary school students in Indonesia. Psychological Science and Education, 30(3), 47–58. https://doi.org/10.17759/pse.2025300304
📤 Bagikan Insight Ini:
- 🔗 Bagikan ke WhatsApp
- 🔵 Share ke Facebook
✍️ Ingin mengirim insight reflektif akademik Anda? Kirim ke direct.musa@gmail.com
Salam Generasi Digital yang Literat dan Bijak
🌐 directcitizen.id: Mendidik warga digital yang reflektif, bernilai, dan bijak
🕊️ Musa Foundation
Tinggalkan Balasan